Jumat, 28 September 2012

Abjad Braille

Louise Braille lahir di dekat Paris tahun 1809. Pada usia 3 tahun ia mengalami kecelakaan pada matanya. Akibatnya ia menjadi buta dan kemudian dikirim ke sekolah khusus bagi para tunanetra.
Ketika itu Louise belajar dengan menggunakan huruf uang dicetak timbul. Cara ini kurang praktis. Kemudian orang mulai menggunakan sistem penulisan dengan tanda titik. Charles Babier berhasil menemukan pengganti huruf abjad yang terdiri atas 12 titik.
Louise Braille lalu membentuk susunan huruf yang masing-masing menggunakan 6 titik. Hal ini lebih praktis daripada huruf temuan Charles Babier. Bentuk inilah yang sekarang kini kita kenal sebagai Abjad Braille.
Bagi yang belum tahu, bentuk dan susunan huruf pada Abjad Braille adalah sebagai berikut:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V X Y Z 1-And 2-For 3-Of 4-The 5-With
Semoga bermanfaat !

Rabu, 26 September 2012

Ludwig Van Beethoven


Beethoven dianggap sebagai komponis terbesar sepanjang masa. Sejak kecil, ia telah menunjukkan bakatnya yang luar biasa. Pada usia 6 tahun, ia mampu memainkan piano dan biola dengan baik.
Komponis yang lahir di Bonn, Jerman 16 Desember 1770 ini sejak umur belasan tahun sudah mulai mencipta. Karya-karyanya sudah banyak yang terjual. Ia merupakan komponis pertama yang mampu hidup dari hasil kerjanya. Padahal, komponis lainnya hidup dari subsidi yang diberikan oleh istana atau gereja.
Pada usia sekitar 30 tahun, pendengarannya mulai terganggu. Akibatnya, jiwanya mengalami keguncangan dan kekecewaan. Bahkan setelah itu benar-benar ia menjadi tuli. Namun Beethoven memang seorang jenius. Dalam ketuliannya, ia mampu melahirkan karya-karya yang dahsyat. Salah satu diantaranya adalah Simfoni ke-9 yang merupakan karya puncaknya.
Beethoven meninggal dunia pada tanggal 26 Maret 1827, pada usia 57 tahun, di Wina, Austria.

Suku Bangsa di Indonesia

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat istiadat, serta suku bangsa. dari Sabang sampai Merauke kita mengenal berbagai suku bangsa yang mendiami berbagai pulau, seperti Suku Badui, Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Jambi, Suku Asmat, dan lain-lain. Menjaga kekayaan budaya, adat istiadat, serta mengenal suku bangsa di Indonesia adalah salah satu upaya meningkatkan jiwa Nasionalis, memperluas wawasan Nusantara, serta mempersatukan bangsa Indonesia sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Berikut ini adalah nama-nama suku yang ada di Indonesia :
  • Pulau Sumatera :
Abung, Aceh, Akit, Alas, Anabas, Aneuk Jame, Angkola, Bangka, Banyak, Batak, Batu, Bengkulu, Benua, Biliton, Darat, Enggano, Gayo, Jambi, Juru, Karo, Kluet, Kubu, Lampung, Lebong, Lingga, Lom, Lubu, Mamak, Mandailing, Medan, Melayu, Mentawai, Minangkabau, Musihulu, Natuna, Nias, Orang Laut, Pak Pak, Palembang, Pasemah, Pulo, Rawas, Rejang, Riau, Sakai, Sekah, Semendo, Seumeuleu, Sichole, Simalungun, Simalur, Talang, Tambelan, Tamiang, Tapung, Timur, Toba, Ulu, Utan.
  • Pulau Jawa :
Badui, Banten, Bawean, Betawi, Jawa, Kangean, Karimun, Madura, Sapudi, Sunda, Tampus, Tengger.
  • Pulau Kalimantan :
Adang, Aput, Bahau, Banjarmasin, Basap, Batang Lupar, Batu Blah, Biaju, Biasaya, Boh, Bukar, Bukit, Bukitan, Busang, Desa, Iban, Kadayan, Kahayan, Kalabit, Kanowit, Katingan, Kayan, Kelai, Kenya, Kinjing, Klamantan, Kota Waringin, Land Dayak, Lawangan, Lisum, Long Glat, Long Kiput, Long Wai, Lundu, Lugat, Manyan, Manyukei, Mlabuh, Melanau, Melayu, Mualang, Murik, Murung, Murut, Ngayu, Ot Danum Ngayu, Ot Danum Punan, Patai, Penyabong, Pnihing, Pontianak, Punan, Saban, Sodong Dayak, Samarinda, Saputan, Saruyan, Sebop, Segal, Sekadau, Siang, Siding, Siong, Tabuyan, Tagal, Taman, Tamonan, Tarakan, Tidong, Tingalan, Treng, Tring, Ukit, Ulu Aer, Uma Pagong, Uma Suling.
  • Pulau Sulawesi :
Ampana, Bada, Bajo, Baku, Balantak, Banasu, Banggai, Bantenan, Bantik, Bela, Belang, Besoa, Bobongko, Bolang Mongondou, Bugis, Bungku, Buol, Buton, Buyu, Gimpu, Gorontalo, Kabaena, Kodombuku, Kaidipan, Kinadu, Kulawi, Lage, Lajolo, Laki, Laleo, Lambatu, Lampu, Leboni, Lindu, Loinang, Makasar, Mamasa, Mamaju, Manado, Mangki, Mapute, Maronene, Masenrempulu, Matano, Mengkongga, Minahasa, Muna, Pakambia, Pakawa, Parigi, Pebato, Pipikoro, Pitu Ulama, Ponosokan, Poso, Pu’u Mboto, Rampi, Rato, Rongkong, Sandang, Selayar, Saluan, Salu Maogge, Sangir, Seko, Sigi, Talaud, Tabe’e, Tawaelia, Toala, To Belantik, To Ganti, To Gian, Tojo, To Liwu, To Landawe, Toli-Toli, To Loinang, Tolour, Tombolu, To Mini, To Mori, Tompakewa, Tondano, Tonsawang, Tonsea, Tonsina, Toraja, Totemboan, Wana, Wanji.
  • Nusa Tenggara :
Adonara, Alor Solor, Bali Aga, Belu, Bima, Bodha, Damar, Do Dongko, Dompo, Ende, Flores, Kisar, Kupang, Larantuka, Leti, Lia, Lomblem, Lombok, Mambaro, Manggarai, Marea, Nage Keo, Ngada, Pantar, Riung, Roti, Ruma, Sabu, Sanggau, Sasak, Sikka, Sumba, Sumbawa, Solor, Timor, Waingapu.
  • Pulau Maluku :
Ambon, Aru, Badar, Banda, Bonfia, Buli, Buru, Damar, Galela, Gane, Goram, Halmahera, Kayoa, Kei, Kisar, Laras Fordata, Leti, Loda, Maba, Makian, Moa, Morotai, Nila Teun Serui, Obi Patani, Patasiwa Putih, Patasiwa Hitam, Roma Damar, Selaru, Seram, Sermana, Serua, Seti, Sula, Tali Abu, Tanibar, Ternate, Teun, To Belo.
  • Irian Jaya (Papua) :
Anggi, Arguni, Asmat, Batanta, Biak, Bintuni, Dani, Demta, Genyem, Guai, Hattam, Hulu Sungai Tor, Iha, Jakui, Kapauku, Kiman, Mairasi, Mamberamo, Manikion, Marindanim, Mejbrat, Mimika, Misol, Moni, Muyu, Numfor, Pantai Timur, Salawati, Sarmi, Schouten, Senggi, Sentani, Serui, Teluk Jayapura, Uhunduni, Waigeo.

Selasa, 25 September 2012

Nama-nama Bandara di Indonesia

Berikut ini adalah nama-nama bandara yang ada di Indonesia beserta tempatnya, telah disusun berdasarkan abjad :
Adi Sucipto ; Yogyakarta
Adi Sumarmo ; Solo, Jawa Tengah
Aek Godang ; Aek Godang, Sumatera Utara
Ahmad Yani ; Semarang, Jawa Tengah
Amahai ; Pulau Seram, Maluku
Andi Yemma ; Masamba, Sulawesi Selatan
Atambua ; Atambua, Nusa Tenggara Timur
AURI ; Menggala, Lampung
Babulah ; Ternate, Maluku Utara
Badaruddin II ; Palembang
Banda Naira ; Pulau Banda, Maluku
Beto Ambari ; Buton, Sulawesi Tenggara
Bintuni ; Bintuni, Papua Barat
Blang Bintang ; Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam
Bokondini ; Bokondini, Papua
Branti ; Bandar Lampung, Lampung
Bubung ; Luwuk, Sulawesi Tengah
Budiarto ; Curug, Banten
Bulu Tumbang ; Tanjung Pandan, Bangka Belitung
Cepu ; Cepu, Jawa Tengah
Cut Nyak Dien ; Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam
Datah Dawai ; Tiongohan, Kalimantan Tengah
Dumatubun ; Langur, Maluku
El Tari ; Kupang, Nusa Tenggara Timur
Frans Kaiseipo ; Biak, Papua Barat
Gamar Malamo ; Galela, Maluku Utara
Gunung Sitoli ; Gunung Sitoli, Sumatera Utara
Hallim Perdana Kusuma ; Jakarta
Hasan Sampit ; Sampit, Kalimantan Timur
Hasanuddin ; Makassar, Sulawesi Selatan
Husein Sastranegara ; Bandung, Jawa Barat
Inanwatan ; Inanwatan, Papua Barat
Ippi ; Ende, Nusa Tenggara Timur
Jalaluddin ; Gorontalo
Japura ; Rengat, Riau
Jefman ; Sorong, Papua Barat
Juanda ; Surabaya, Jawa Timur
Kaimana ; Kaimana, Papua Barat
Kao ; Ternate, Maluku Utara
Kasiguncu ; Poso, Sulawesi Tengah
Kepi ; Kepi, Papua
Kerinci ; Kerinci, Jambi
Ketapang ; Ketapang, Kalimantan Barat
Kijang ; Tanjung Pinang, Kepri
Kokonau ; Kokonau, Papua
Komodo ; Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Kuala Tungkal ; Kuala Tungkal, Jambi
Lalos ; Toli-toli, Sulawesi Tengah
Lampa Padang ; Mamuju, Sulawesi Barat
Labuhanbojo ; Labuhanbojo, Nusa Tenggara Timur
Larantuka ; Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Lhok Sukon ; Lhok Sukon, Nanggroe Aceh Darussalam
Long Bawan ; Long Bawan, Kalimantan Timur
Long Nawan ; Long Nawan, Kalimantan Timur
Lunyuk ; Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Mali ; Alor, Nusa Tenggara Timur
Malikul Saleh ; Lhok Seumawe, Nanggroe Aceh Darussalam
Malili ; Malili, Sulawesi Selatan
Malinggoane ; Sangihe Talaud, Sulawesi Utara
Mau Hau ; Waingapu, Nusa Tenggara Timur
Minangkabau ; Padang, Sumatera Barat
Mindiptana ; Mindiptana, Papua
Moanamani ; Moanamani, Papua
Mokmer ; Biak, Papua Barat
Mopah ; Merauke, Papua
Mopait ; Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Morotai ; Morotai, Maluku Utara
Muara Teweh ; Muara Teweh, Kalimantan Tengah
Muko-Muko ; Muko-Muko, Bengkulu
Mulia ; Mulia, Papua
Mutiara ; Palu, Sulawesi Tengah
Mutiara II ; Mutiara, Kalimantan Timur
Naha ; Tahuna, Sulawesi Utara
Namlea ; Pulau Buru, Maluku
Nangapinoh ; Nangapinoh, Kalimantan Barat
Ngurah Rai ; Denpasar, Bali
Okaba ; Okaba, Papua
Oksibil ; Oksibil, Papua
Osman Sidik ; Labuhan, Nusa Tenggara Barat
Fatmawati Soekarno ; Bengkulu, Bengkulu
Palibelo ; Bima, Nusa Tenggara Barat
Paloh ; Paloh, Kalimantan Barat
Dipati Amir ; Pangkal Pinang, Bangka Belitung
Panurung ; Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Pasirmayang ; Pasirmayang, Jambi
Pattimura ; Ambon, Maluku
Pinangsore ; Sibolga, Sumatera Utara
Polonia ; Medan, Sumatera Utara
Pomalaa ; Kolaka, Sulawesi Tenggara
Pongtiku ; Tanah Toraja, Sulawesi Selatan
Hang Nadim ; Pulau Batam, Kepri
Putusibau ; Putusibau, Kalimantan Barat
Rendani ; Manokwari, Papua Barat
Sam Ratulangi ; Manado, Sulawesi Utara
Sanggo ; Buntok, Kalimantan Tengah
Sarmi ; Sarmi, Papua
Selaparang ; Mataram, Nusa Tenggara Barat
Sentani ; Jayapura, Papua
Sepinggan ; Balikpapan, Kalimantan Timur
Serui ; Serui, Papua
Siberut ; Siberut, Sumatera Utara
Sultan Syarif Kasim ; Pekanbaru, Riau
Sinabang ; Sinabang, Nanggroe Aceh Darussalam
Singkawang II ; Singkawang, Kalimantan Barat
Singkep ; Singkep, Kepri
Sintang ; Sintang, Kalimantan Barat
Soroako ; Sorokao, Sulawesi Selatan
Soekarno-Hatta ; Tangerang, Banten
Stagen ; Kota Baru, Kalimantan Selatan
Sultan Thaha ; Jambi, Jambi
Sumbawa Besar ; Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Supadio ; Pontianak, Kalimantan Barat
Syamsudin Noor ; Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Tabing ; Padang, Sumatera Barat
Lembah Balliem ; Waikabubad, Nusa Tenggara Timur
Tanah Grogot ; Tanah Grogot, Kalimantan Timur
Tanah Merah ; Sorong, Papua Barat
Tanjung Balai Karimau ; Tanjung Balai, Sumatera Utara
Tanjung Harapan ; Tanjung Harapan, Kalimantan Timur
Tarakan ; Tarakan, Kalimantan Timur
Temidung ; Samarinda, Kalimantan Timur
Teuku Cut Ali ; Tapaktuan, Nanggroe Aceh Darussalam
Timika ; Tembagapura, Papua
Toren ; Fak Fak, Papua Barat
Trunojoyo ; Sumenep, Jawa Timur
Tunggul Wulung ; Cilacap, Jawa Tengah
Wai Oti ; Maumere, Nusa Tenggara Timur
Wamena ; Jayawijaya, Papua
Wasior ; Wasior, Papua Barat
Wirasaba ; Purbalingga, Jawa Tengah
Wolter Monginsidi ; Kendari, Sulawesi Tenggara

Selasa, 18 September 2012

The Grand Old Man, KH Agus Salim

Haji Agus Salim
Siapa yang tak kenal K.H. Agus Salim. Ia begitu banyak menguasai bahasa asing. Tak kurang dari sembilan bahasa asing dikuasainya dengan baik. Tak heran bila ia pandai berdiplomasi dan berpengetahuan luas. Agus Salim memang seorang cendikiawan. Di samping itu, ia merupakan pemimpin Islam yang berpengaruh. Ia memang seorang prajurit sejati. Lebih dari setengah abad umurnya dihabiskan untuk perjuangan. Tak berlebihan apabila ia dijuluki The Grand Old Man atau Kakek Yang Agung.
Nama kecilnya Masyhudul Haq. Ia lahir tanggal 8 Oktober 1884, di kota Gadang, Sumatera Barat. Setelah tamat HBS (SMA), ia belajar sendiri. Ia bekerja pada Konsulat Belanda di Jeddah, pada tahun 1906-1911. Di kota ini, ia memperdalam pengetahuannya tentang Islam dan diplomasi internasional.
Selain sebagai anggota Volksraat, ia juga menjadi anggota Sarekat Islam (SI). Tahun 1929, SI berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Ketika HOS Tjokroaminoto wafat tahun 1934, Agus Salim menggantikannya sebagai ketua PSII.
Karena ada perselisihan paham dengan beberapa pimpinan PSII, ia lalu membentuk Barisan Penyadar PSII. Barisan ini kemudian menjelma menjadi Partai Penyadar, di bawah pimpinan Agus Salim dan Sangaji.
Tahun 1931, ia ikut serta sebagai penasihat teknis delegasi Verbond van Vakvereeningingen dalam Konferensi Perburuhan Internasional di Jenewa, Swiss. Ia juga aktif dalam Pan Islam. Ia bercita-cita ingin mempersatukan umat Islam sedunia.
Menjelang proklamasi kemerdekaan, ia duduk sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekeaan Indonesia. Setelah proklamasi, ia pernah menjabat sebagai Menteri Muda Luar Negeri, Menteri Luar Negeri, anggota DPA, dll.
Semasa hidupnya, ia juga pernah memimpin beberapa surat kabar. Kakek Agung ini, meninggal dunia pada tanggal 4 November 1954, pada usia 70 tahun. Atas jasanya, ia diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 657/1961, tanggal 27 Desember 1961.

Senin, 17 September 2012

Aesop, Penulis Fabel Legendaris

Aesop
Aesop terkenal di seluruh dunia karena cerita yang ditulisnya. Cerita tersebut biasanya mengisahkan tentang binatang-binatang dan penuh dengan nasihat. Cerita seperti ini biasa disebut Fabel.
Siapa sebenarnya Aesop, tidak ada yang tahu secara pasti. Menurut cerita, ia adalah seorang budak yang hidup pada zaman Yunani kuno, sekitar tahun 620 – 560 SM.
Menurut cerita, suatu ketika Aesop pergi ke kota Athena. Di kala itu, ia mendengar berita bahwa rakyat tidak suka dipimpin oleh raja yang sedang berkuasa. Mendengar berita ini, Aesop lalu menulis cerita tentang Kodok Minta Raja Baru.
Dalam ceritanya, suatu hari kodok menghadap dewa Zeus menuntut penggantian rajanya. Walaupun Zeus menganggap permintaan itu bodoh, tetapi dikabulkan juga. Zeus lalu melemparkan sebatang kayu di empang tempat tinggal mereka sebagai raja buat mereka. Mula-mula para kodok ketakutan menghadapi raja yang tiba dari langit dan menimbulkan suara keras itu. Akan tetapi, lama-lama mereka bosan terhadap raja yang tidak pernah bergerak dan berbuat apapun. Mereka lalu mengahadap Zeus kembali dan minta raja baru.
Zeus lalu mengirimkan burung bangau. Dengan gembira para kodok menyambut sang raja yang kelihatan lebih berwibawa itu. Namun kegembirraan mereka tidak  berlangsung lama. Sang raja mulai menyantap setiap kodok yang lewat dengan lahapnya.
Dari kisah ini, Aesop berpesan bahwa raja yang dulu berkuasa, sebenarnya tidak seburuk yang mereka perkirakan. Hadirnya raja baru belum tentu membawa perbaikan.
Dongeng Aesop lainnya yang terkenal adalah Si Rubah dan Buah Anggur. Dari dongeng ini muncul ungkapan: ‘Ah anggurnya toh masam’. Ungkapan ini dipakai oleh orang-orang yang karena tidak bisa memperoleh sesuatu, lalu kemudian menjelek-jelekannya.

Minggu, 16 September 2012

Angsa, Hewan Monogami

angsa putih
Angsa disebut juga Gangsa atau Soang. Asalnya dari daerah dingin, kemudian mereka menyebar ke daerah lain. Ia termasuk unggas air yang memiliki selaput renang di kakinya.
Lehernya panjang dan berguna untuk mencari makan di bawah air. Paruhnya lebar dilengkapi semacam tapis saringan. Dia memakan rerumputan, cacing, kepah, ikan atau pakan ternak.
Warna bulunya putih abu-abu. Ada juga angsa yang berwarna hitam, yaitu angsa hitam atau Black Swan yang terdapat di Australia. Selain itu, ada juga angsa yang masih liar, seperti angsa Kanada dan Angsa biru.
Angsa juga mahir terbang dan cepat. Hebatnya, ia mampu mengenal jalur penerbangannya. Kehebatannya ini kemudian diajarkan turun-temurun. Angsa berkembang biak dengan cara bertelur. Setelah menetas anaknya akan diasuh induknya selama sembilan bulan.
Salah satu hal yang menarik dari angsa adalah mereka termasuk kedalam golongan hewan penganut monogami. Artinya, ia hidup dengan satu pasangan tetap. Tidak heran jika banyak seniman dan pelukis menggambarkan kemesraan dan kesetiaan dengan menggunakan angsa yang saling berhadapan sebagai simbol.

Abu Nawas


Cerita Abu Nawas, sangat digemari. Cerita tersebut bukan saja oleh anak-anak, melainkan juga dibaca oleh orang dewasa.
Meski cerita tersebut berlatar belakang Negeri Baghdad, tetapi sangat digemari di Indonesia dan Malaysia. Hal ini disebabkan oleh kelucuan dan kecerdikan tokohnya, yaitu Abu Nawas.
Abu Nawas, sebenarnya seorang penyair. Ia adalah penyair di Istana Sultan Harun Al-Rasyid, Sultan Baghdad. Karya-karyanya masih ada sampai saat ini.
Terkadang kelucuan yang dibuat Abu Nawas sering menyinggung Sultan Harun Al-Rasyid. Dalam kelucuannya, ia sering melontarkan kritik-kritik tajam. Ia sering mengkritik masalah korupsi, kesengsaraan rakyat jelata, dll. Akibatnya, Abu Nawas sering hendak disingkirkan. Akan tetapi karena kecerdikannya, ia selalu berhasil meloloskan diri.

Nilai Numerik Huruf Hijaiyah

Mungkin sebagian besar orang sudah mengenal huruf Romawi I, V, X, L, C, D, M. Setiap huruf mempunyai nilai angka tertentu bukan? misalnya I=1, V=5, X=10, L=50, dan seterusnya. Tapi hanya sebagian orang yang tahu bahwa huruf hijaiyah juga memiliki nilai numerik seperti huruf Romawi, setiap satu huruf memiliki nilai tertentu yang mewakilinya.
Bagi anda yang belum tahu, kami berikan nilai numerik huruf hijaiyah sebagai pengetahuan buat anda semua. berikut adalah nilai numerik dari huruf hijaiyah:

ا = 1

ب = 2

ج = 3

د = 4

ه = 5

و = 6

ز = 7

ح = 8

ط = 9

ي = 10

ك = 20

ل = 30

م = 40

ن = 50

س = 60

ع = 70

ف = 80

ص = 90

ق = 100

ر = 200

ش = 300

ت = 400

ث = 500

خ = 600

ذ = 700

ض = 800

ظ = 900

غ = 1000

Demikian nilai numerik huruf hijaiyah, semoga bermanfaat

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls